GUYiTUd9GSO5TpO7TfY7BSM7TA==

Rindu Medan


Oleh: Ismuliadi Zakaria


“Ini Ismuliadi ya ?” Suara telpon berbunyi diseberang sana. 

“Iya. Ini dengan sapa ya ?”

“Saya Kk Eliza. Alumni SMPN 3 Medan Angkatan 80. Ade alumni SMPN 3 Medan dan tinggal di Lampung ya ?”

“Iya Kk.  Saya Alumni SMPN 3 Medan. Tamatan 1989. Ada apa Kk ?”

“O ya. Salam kenal ya de. Kk nambah teman di Lampung. Ade mau masuk Ikatan Alumni SMPN 3 Medan ? Kalau mau akan Kk masukin. Kami sudah lama kumpul di Grup Silaturrahmi SMPN 3. Bagaimana De ?”

“Alhamdulillah. Mau donk, Kk. Silahkeun dimasukin. Bisa nambah teman dan keluarga !”

Demikian perkenalan awalku dengan Kk Eliza, Senior SMPN 3 berdomisili di Bandar Lampung. Sejak saat itu aku masuk dan diterima dalam wadah Silaturrahmi Alumni SMPN 3 Medan Lintas Angkatan.

Sampai saat ini, aku tetap mengaktifkan diri dalam wadah Silaturrahmi Alumni tersebut. Bahkan sudah ikut dalam beberapa Kegiatan dan Pertemuan Alumni. Alhamdulillah, terjalin kembali kenangan pernah sekolah di SMPN 3 Medan.

Kawan, bagi Perantauan kayak kami ini, bisa bertemu dan berkomunikasi dengan teman lama dari satu kota dan satu sekolah, itu sudah kebahagiaan tersendiri. Aku bahkan pernah isak terharu hanya ketika satu hari menumpang kereta api dari Jakarta ke Bogor, dan disebelahku ada dua orang berbincang cakap Medan. Kata – kata yang sudah puluhan tahun gak pernah kudengar, tersaji ditelingaku. 

“Kapan kau sampek di Jakarta ? Bawak apa aja kau dari Medan. Tadi jadi kau beli kopi Naga Sanghie di Pajak Sambas ??”, Asyik dua orang disampingku berbicara dengan seru.

Suerrr, hanya mendengar gaya cakap kayak gitu aku terharu. Sudah lama nian gak pernah dengar cakap-cakap begitu. Kadang aku merasa sepi sendiri di negeri orang. Teman – temanku yang sebetulnya juga banyak, namun tidak ada yang bisa mengingatkan akan kampung halamanku. Baru mendengar cakapnya saja aku begitu bahagia, apalagi bisa berinteraksi dan bersilaturrahmi.

Sampai saat ini sudah hampir setahun aku ikut Grup Alumni SMPN 3 Medan. Aku bersyukur bisa masuk dan berkenalan kembali dengan kawan-kawan lama di SMP dulu. Ada rasa bahagia bisa bersilaturrahmi kembali dengan kawan–kawan lama. Baik yang lebih tua dan tidak pernah bertemu waktu sekolah, maupun teman–teman seangkatan yang dulu banyak berinteraksi. Juga adik–adik lebih muda yang juga bisa bersilaturrahmi bersama.

Aku mulai meninggalkan Medan dari tahun 1997. Ditugaskan jadi Salesman di Banda Aceh. Di Aceh masih banyak orang Medan. Jadi gak gitu sepi rasanya. Setelah memimpin Cabang Aceh, tahun 2001 aku mulai dipindah ke Bandar Lampung. Di Lampung aku cukup lama berdinas. Tujuh tahun disini, aku kembali dirotasi ke Riau, ke Jakarta, beberapa daerah di Jawa, sampai akhirnya aku kembali ke Bandar Lampung. Buka kantor sendiri dan sampai sekarang menetap di Bandar Lampung.

Sudah lebih dari 25 tahun aku meninggalkan Medan. Hidup merantau diluar. Di negeri orang sudah banyak aku mendapatkan keluarga baru, teman baru, dan saudara baru. Namun kerinduan kepada kenangan lama di kampung halaman tetaplah ada. Bahagia rasanya bila bisa pulang sesekali ke Medan. Berjumpa keluarga dan kawan–kawan lama di Amaliun. Bercengkerama, bernostalgia, dan mengunjungi tempat–tempat bersejarah dalam hidupku. Termasuk tentunya tempat aku dulu berseragam putih biru. Alhamdulillah, gedung sekolah itu tambah indah. Tambah bagus dan tambah megah. Berdiri sejenak memandangi sekolahku dulu. Teringat beberapa memori dulu. Yang indah, yang lucu, dan juga yang memalukan..... hehehe, semua terekam kembali.

Makanya bagi orang yang sudah lama hidup meninggalkan kampung halamannya, salah satu kebahagiaan terbesar adalah ketika bisa bertemu, bersua, dan bersilaturrahmi kembali dengan teman-teman lama. Keberadaan dalam wadah alumni adalah satu kebahagiaan. Bisa berinteraksi dan sama-sama ikut kegiatan alumni. Berjumpa dengan dongan-dongan lama. Mendengar mereka bicara dengan logat dan cakap kampung sendiri. Bahagianya gak terukur. Apalagi bisa berjoget dan bernyanyi –salahsatu kelebihan Orang Medan- aduh.... bahagianya gak tertandingi.

Kawan, sudah sepantasnya kita harus bersyukur.

Di usia yang sudah setengah tiang ini, kita masih diberikan kesehatan, ingatan yang baik, rezeki yang cukup, waktu yang ada. Sehingga kita tetap bisa bercengkerama bersama setiap hari, setiap saat bisa bercakap-cakap dan cuap-cuap di WA Grup kita. Bisa baca Postingan berita, nasihat, humor, dan kabar-kabar terkait teman-teman kita.

Dengan masih ada kita bersama dalam Grup ini, mari kita jaga terus persaudaraan dan pertemanan ini. Kita harus menghindari perpecahan, pertengkaran dan hal-hal yang tidak produktif lain. Buang jauh-jauh sifat tidak baik ini. Bukankah lebih baik kita bersilaturrahmi dan bersinergi bersama untuk kemajun. Sukur-sukur kita bisa menyelenggarakan usaha ekonomi bersama. Tambah hebat lagi. Ada karya nyata yang bisa kita tingkatkan.Tentunya ada norma dan kaidah yang harus kita patuhi bersama.

Melihat masih adanya perhatian kepada kawan kita yang tertimpa musibah, itu hal yang patut kita syukuri. Yang mendapat kemalangan dan lelayu, masih ada utusan alumni yang datang. Yang sakit juga masih dikunjungi, Ketika kesulitan dalam pembiayaan, masih ada yang membantu. Bagi yang sedang happy, misal ulang tahun atau mengawinkan anak, rombongan alumni terlihat masih hadir. Kawan, ini fenomena yang harus kita syukuri. Kita bisa bersatu erat ditengah perbedaan yang ada. Ini heubattt,Bambangg... Teruskan. Jaga. Pertahankan. Tingkatkan !!

Kakak yang lebih senior bisa ngemong dan turun tangan ketika ada sedikit konflik. Yang lebih muda juga bisa menghormati kakaknya. Yang punya kelebihan rezeki terlihat begitu dermawan dan berkenan membantu. 

Waduh, ini Indah sekali. Untuk itu kepada abang, kakak, dan ade sekalian. Mari kita jaga, pertahankan, dan tingkatkan Rahmad Tuhan ini. Kita Syukuri bahwa kita pernah kenal dan disatukan dalam wadah ini. Wadah yang penuh dengan rasa persaudaraan. Dengan wadah ini, kita bisa bersambung rasa, bercengkerama, dan saling menunjukkan simpati dan empati terhadap setiap problem dan musibah yang ada.

Akhirnya, mari kawan-kawan sekalian. Kita tetap bersatu dalam wadah yang baik ini. Terus pupuk persaudaraan dan Kebersamaan. Bisa berkontribusi meski sekecil apapun. Percayalah, tidak ada yang hilang dari Kebaikan itu. Pasti akan tumbuh dan kembali kepada kita berupa Kebaikan yang lebih besar lagi. Mari Tingkatkan Persatuan dan Kualitas wadah alumni kita ini. Bravo SMPN 3 Medan !!!

Penulis adalah Alumni SMPN 3 Medan A-89. Berdomisili di Bandar Lampung.

Type above and press Enter to search.