GUYiTUd9GSO5TpO7TfY7BSM7TA==

JPO Merusak Tata Kota di Bandar Lampung

 

Bandarlampung---Pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO) Siger Milenial yang menghubungkan gedung parkiran Pemkot dan Masjid Agung Al-Furqon telah memasuki tahap kedua. Rencananya JPO tersebut rampung pada Agustus 2024 ini. 

Jembatan tersebut memiliki ukuran lebar 4 meter, tinggi 10 meter, dan panjang penyeberangan 200 meter. Namun demikian, anggaran Pembangunan JPO dari APBD sebesar Rp2 Miliar lebih tersebut pada akhirnya menuai kontroversi. Begitu banyak masyarakat yang keberatan dengan adanya jembatan tersebut. Ini menyusul begitu banyaknya persoalan Kota  Bandar Lampung yang mencuat belakangan ini, diantaranya banjir dan persoalan pengelolaan sampah.
"Saya pikir jauh lebih baik Pemkot Bandar Lampung membangun infrastruktur yang baik untuk mencegah banjir di Kota Bandar Lampung dari pada membangun JPO. Mungkin JPO ini bisa menjadi solusi bagi untuk mempermudah mobilitas masyarakat menuju Gedung Pelayanan Satu Pintu Kota Bandar Lampung, tapi dampaknya hanya kepada segelintir orang. Namun persoalan banjir ini benar-benar menurunkan kualitas hidup. Saya bertahun-tahun di Bandar Lampung, baru kali ini terkena banjir. Padahal dulu-dulu tidak pernah di wilayah yang saya tinggali ini banjir," ujar Ira salah satu warga terdampak banjir pasca lebaran lalu. 

Ira juga mengkritisi berita di koran online, bahwa Walikota Bandar Lampung Eva Dwiana menyampaikan, jembatan tersebut nantinya selain memudahkan pegawai Pemkot dalam mengakses masjid. Tapi juga bisa digunakan untuk destinasi wisata bagi masyarakat umum.  JPO ini nanti akan dijadikan destinasi wisata bagi masyarakat. Sambil melihat keindahan Kota Bandar Lampung. 

"Indahnya  bagaimana jika Kota Bandar Lampung jadi semrawut, kotor, banjir, sampah tak ada solusi?" kritik Ira.
Menanggapi hal ini, Drs. H. Muhammad Ikhsan, MH, Brigjen Polisi (P), yang kenyang pengalaman di banyak daerah di Indonesia dan memiliki pengalaman menjadi Widyaiswara Mada Sespim Polri Lemdikpol menyampaikan tanggapannya. 

Ikhsan menyampaikan bahwa Pemkot Bandar Lampung harus  kembali membenahi tata kota di Bandar Lampung. Urgensi Pembangunan harus dikedepankan. Untuk apa fungsi dari jembatan penyeberangan dengan nilai APBD yang fantastis jika memang masih banyak sekali tata kota di Bandar Lampung yang perlu diperbaiki.
"Ditelaah dari teori, jembatan itu kan dibuat sebagai sarana transportasi yang mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan adalah menghubungkan rute atau lintasan transportasi yang terpisah baik oleh sungai, rawa, danau, selat, saluran, jalan raya, jalan kereta api dan perlintasan lainnya. Itu teori besarnya, nah JPO yang akan dibangun ini jika saya baca dari media, dengar dari teman-teman yang dekat dengan pemerintah di Kota Bandar Lampung ini adalah untuk mempermudah mobilitas masyarakat menuju Gedung Pelayanan Satu Pintu Kota Bandar Lampung. Ini kan agak rancu!. Mestinya Pemkot Bandar Lampung harus mulai segera memprioritaskan pembangunan lainnya yang lebih pro rakyat sehingga kualitas hidup dapat ditingkatkan dan pada akhirnya rakyat bahagia dan sejahtera," demikian diungkapkan Ikhsan dalam kesempatan bincang di RS Ijikio Sambel Nyaik, Gedong Meneng Rajabasa miliknya kemarin. 

Dilanjutkan Ikhsan, bahwa Pemkot Bandar Lampung harus mulai dari pembenahan persoalan yang urgen bagi masyarakat. Banjir yang terkait dengan masalah parit, gorong-gorong mampet, tempat pembuangan sampah akhir yang yang tidak terkelola dengan baik yang menjadi penyebab banjir harus diperhatikan lebih detail. 

Begitu juga persoalan mendasar bagi masyarakat lainnya. seperti  sosialisasi bagaimana pentingnya menjaga lingkungan juga harus dilakukan oleh Pemkot. Sehingga pelan-pelan akan terbangun kesadaran dari masyarakat untuk ikut serta menjaga lingkungan. 

"Bahkan jika ditelaah dari ilmu agama Islam, dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Musa Rradhiyallahu anhu  bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda dalam sebuah hadits yang artinya "Sesungguhnya pahala orang yang terbesar dalam hal shalat adalah mereka yang paling jauh jarak jalan kakinya kemudian yang berikutnya" (HR. Muslim, 662). Jadi dari ilmu science, dari ilmu agama, dari ilmu art alias seni, keberadaan JPO melintang di tengah kota itu memang merusak dan patut dipertanyakan fungsinya!" pungkas Ikhsan menutup pembicaraan. (ris/red/Foto:net)

Type above and press Enter to search.