ORANG MINANG
JANGAN SAMPAI
KALAH TIGA KALI
WARGA LAMPUNG | LAMPUNG — Osman Sapta Odang Datuk Bandaro Sutan Nan Kayo, ninik mamak kharismatik itu memaklumatkan diri sepenuh hati dalam segala ikhtiar dan doa menjaga marwah nagari untuk Ranah Minang terpandang dalam martabat dan harga diri. “ Untuk membangun kampung halaman, tak ada kayu, jenjang pun ambo kapiang !” katanya dalam bahasa hati sesunyi nurani.
“Minangkabau tacinto, harus kita jaga. Ranah Minang marwah kita. Marwah saya. Kita tak ingin nagari tacinto nan ko dirusak oleh pikiran-pikiran penyebar kebencian yang menciptakan jurang di tengah kehidupan sosial dengan propaganda kebohongan yang meracuni jalan pikiran masyarakat kita. Saya bermohon kepada dunsanak sadonyo, jangan racuni juga masyarakat kita dengan narasi-narasi kumuh yang menghambat kemajuan bagi nagari sendiri”, ujar Datuk Bandaro Sutan nan Kayo yang dikenal sebagi sosok dermawan dalam kesantunan bersikap dan kejernihan pikiran untuk memajukan nagari .
“ Minangkabau nagari taat beragama. Nagari yang kita sepakati dengan filosofi adat basandi syarak,syarak basandi Kitabullah. Tak baik membawa-bawa ayat untuk hanya sekedar meraih kekuasaan. Mari kita luruskan kembali niat di hati, gerak di nurani. Orang Minangkabau terkenal dengan orang cadiak,orang pintar,orang pandai dan orang alim. Jangan dirusak pikiran orang kampung sendiri dengan cara-cara yang tidak benar. Dengan cara menyebarkan hoaks di mana-mana sehingga segala perbuatan baik pemerintah pusat kita curigai…”,ujar Pak Datuk nan Ketum DPP Gebu Minang.
“ Itu sama dengan menzalimi diri sendiri. Ketika kebaikan kita balas dengan keburukan, itu sama dengan mengundang petaka untuk nagari sendiri !” Datuk terdiam.Wajahnya sedih. Seperti halnya ia sedang bersabak hati melihat kondisi ranah yang ia cintai berada dalam berbagai keterpurukan nilai dan sosial , ini yang rasakan beliau yang juga Ketua Umum DPP Partai Hanura
“ Apakah kita tak bersedih hati ketika kabar berita berfakta tentang betapa maraknya narkoba. Disebut-sebut 70 ribu orang Sumbar terpapar narkoba. Tingginya tingkat perceraian.Kemiskinan makin melata. Kekerasan seks terdengar di berbagai pelosok nagari. Bahkan, LGBT juga disebut-sebut meruyak. Ada apa di nagari awak nan ko? Mamak ke mana ? Orang alim di mana? Mana surauku dulu ” Datuk beretorika dalam ratapan hati yang terluka oleh fakta.
“Kita mengenal idiom yang hidup di tengah masyarakat, bahwa jangankan kalah, seri pun kita tak mau. Tapi, lihatlah faktanya, dua kali pemilihan presiden, dua kali orang awak kalah. Pada Pilpres 2024, saya berharap, orang Minangkabau jangan sampai kalah tiga kali. Pilihlah Presiden yang menang secara Nasional agar Daerah Kita Maju , Maju Daerah, Indonesia Sejahtera
Mari kita tegakkan marwah Ranah Minang. Kita tegakkan dengan cerdas memilih dan tak gampang atau tak mudah terhasut oleh kabar-kabar bohong yang mengantarkan kita pada kekalahan-kekalahan yang menyakitkan !” ujar Datuk seakan memberi sinyal bahwa , “Inilah saatnya bagi orang Minangkabau untuk memang, yakni dengan tidak gampamng terhasut dan terprovokasi pada berita-berita bohong yang berseleweran di grup-grup wa. Kalau tak mampu menjadikan diri bagian dari solusi, jangan tempatkan diri kita menjadi penghasut yang menyesatkan umat !”. (FDB)